
PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN PENGETAHUAN DASAR ILMU TENTANG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR UNTUK RT 41 KELURAHAN PAGAR DEWA KECAMATAN SELEBAR KOTA BENGKULU
Energi Baru dan Terbarukan (EBT) merupakan pengelolaan energi dari proses alam yang berkelanjutan dan dijadikan sebagai energi alternatif. Energi baru dan terbarukan bersifat ramah lingkungan sehingga berkontribusi dalam mengatasi pemanasan global dan mengurangi emisi karbon dioksida. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, Indonesia menargetkan penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) minimum 23% (2025) dan 31% (2050).
Saat ini, Indonesia dan banyak negara lainnya bergantung pada sumber daya alam tak terbarukan, seperti batu bara dan minyak bumi, sebagai sumber energi. Sayangnya, sumber daya tersebut tidak dapat diperbaharui dan bisa habis. Selain itu, penggunaannya juga dapat menghasilkan polusi dan berpengaruh buruk terhadap perubahan iklim. Sebab itu, pelan-pelan beralih ke sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) seperti menjadi sebuah solusi.
Energi Baru dan terbarukan (EBT) sendri merujuk kepada energi alternatif sekaligus energi berkelanjutan (sustainable) yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Indonesia memiliki berbagai sumber energi baru yang dapat dimanfaatkan. Berikut adalah jenis energi yang dapat kita gunakan.
Energi Matahari
Jenis energi ini pasti pernah kita dengar sebelumnya. Kita juga menyebutnya dengan istilah energi surya. Energi matahari merupakan salah satu energi baru dan terbarukan yang paling baik karena kita memiliki akses terhadap sinar matahari sepanjang tahun.
Teman-teman juga pasti pernah melihat atau setidaknya mendengar tentang panel surya. Untuk menggunakan energi matahari, kita memerlukan panel surya untuk menangkap sinar ultraviolet dari matahari sebelum diproses menjadi energi listrik. Energi matahari yang diserap juga bisa disimpan, jadi tidak perlu khawatir kalau ternyata cuaca hari itu sedang mendung atau hujan.
Energi Air
Air sudah menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang digunakan sejak zaman dulu, walaupun penggunaannya masih terbatas saat itu. Contohnya untuk menggerakkan penumbuk padi dan sejenisnya. Sebagai pembangkit listrik, arus air yang ada di sungai dapat dimanfaatkan menggunakan kincir. Nantinya, kincir tersebutlah yang akan menggerakkan turbin listrik. Tidak hanya di sungai, arus dari air laut pun bisa digunakan sebagai sumber energi
Dibandingkan dengan tenaga angin, menggunakan arus air sebagai pembangkit listrik lebih menguntungkan karena sifatnya yang lebih stabil. Energi yang dihasilkan pun ramah lingkungan karena tidak meninggalkan limbah. Di Indonesia sendiri sudah terdapat beberapa pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dibangun di bendungan-bendungan.
Energi air termasuk jenis energi kinetik, yaitu besar kecilnya bergantung pada gerakan partikel tersebut. Di Indonesia, potensi tenaga air mencapai 75.000 MW tetapi yang dimanfaatkan baru mencapai 10% dari total potensinya pada tahun 2014. Adapun pemanfaatan energi air adalah sebagai berikut :
- Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Prinsip PLTA adalah mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik air oleh turbin yang kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator. PLTA berdasarkan pada ketinggian dan kecepatan aliran air. Kekurangannya adalah pembangunan PLTA membutuhkan lahan yang luas. Komponen-komponen dasar PLTA adalah dam (bendungan), turbin, generator, transmisi, dan reservoir air. Di Indonesia, pertama kali dibangun pada tahun 1923 pada zaman pemerintahan Belanda bernama PLTA Tes, di Desa Tes, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Energi listrik yang dihasilkan oleh OLTA Tes, untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pada perusahaan tambang emas Belanda di Lebong Tandai dan pemerintahan dan penduduk di wilayah Keresidenan Bengkulu.
2. Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH)
PLTMH merupakan pembangkit listri dengan skala kecil dan batasan kapasitas 5 kW – 100 kW tiap unitnya. Faktor yang dapat mempengaruhi PLTMH adalah debit aliran air dan kemiringan sungai. Alirannya pun dibutuhkan mengalir sepanjang tahun. Biasanya dilakukan di sungai-sungai kecil di tempat terpencil. Contohnya di Provinsi Bengkulu adalah PLTMH Padang Guci yang berlokasi di Desa Bungin Tambun, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur. Keunggulan dan keuntungan adalah bendungannya dapat dijadikan objek wisata dan biaya pemeliharaan dan operasional relatif murah
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mandiri dilakukan oleh Dosen Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu yaitu Angky Puspawan, S.T., M.Eng., Nurul Iman Supardi, S.T., M.P. dan Dr. Hendri Hestiawan, S.T., M.T. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah merupakan bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang bertujuan memberi, membagi, mentransfer ilmu pengetahuan secara luas kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat perihal Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yaitu tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air baik menjelaskan dari sisi tujuan, sisi pemahaman dan pengetahuan yaitu prinsip kerja atau mekanismenya, dampak positif dari adanya PLTA untuk kegiatan ekonomi masyarakat, objek wisata, pertanian dan perkebunan sera desa wisata.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di RT 41 Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu dengan tim dari Dosen Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu.
Informasi yang diberikan tentang pemanfaatan sumber air sebagai penghasil energi listrik dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Adanya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Pembangkit Listruk Tenaga Mini Hidro (PLTMH) dalam skala medium atau Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro dalam skala kecil, yang menghasilkan energi listrik secara mandiri telah melaksanakan kebijakan pemerintah mengenai Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan mencari potensi-potensi pembangkit listrik di daerah Provinsi Bengkulu.